Senin, 12 Desember 2011

Tanpa Zdravko, Strategi Persib Tidak Berubah




Ditutupnya batas waktu pengajuan Internasional Transfer Certificate (ITC) oleh FIFA membuat para pemain asing baru di Indonesia tidak bisa merumput sampai medio Februari. Salah satu pemain yang tidak mendapatkan ITC adalah pemain depan Persib Bandung, Zdravko Dragicevic. Pemain asal Montenegro ini datang di awal musim dan sempat bermain di laga permbukaan Indonesia Premier League (IPL) melawan Semen Padang.
Menanggapi hal ini, pelatih Drago Mamic tidak terlalu memusingkannya. Di lini depan, Persib mempunyai banyak pemain depan yang bisa diandalkan untuk bisa mencetak gol ke gawang lawan, khususnya Persiram Raja Ampat.  Pelatih asal Kroasia ini telah mempersiapkan pengganti yang siap diturunkan.
“Pemain yang tidak mendapatkan ITC tidak bisa main, kita mempunyai masalah dengan ini. Tapi ini bukan hanya masalah Persib, ini masalah semua klub di Indonesia. Untuk itu kita akan berimprovisasi dan sudah ada pemain pengganti yang siap. Saya percaya dan yakin terhadap semua pemain,” Ujar Mamic dalam konferensi pers di mes Persib, jalan Ahmad yani Bandung, Jumat (2/12).
Mamic memaparkan para pemain Persib sudah berlatih beberapa konsep permainan. Hal ini memudahkan mereka untuk bisa bermain lebih fleksible dan bervariasi dalam kondisi apapun termasuk tanpa striker utama. Ketidak hadiran Zdravko diyakini mamic tidak akan sampai mengubah formasi dasar tim Maung Bandung. Bahkan, banyaknya pemain yang bertipe penyerang membuat Mamic bisa melupakan mantan pemain klub Petrovac tersebut dan tidak mengubah strategi dan formasi dasar tim Maung Bandung.
“Mengenai sistem, kita sudah berlatih dengan beberapa konsep. Tapi sistem kita fleksibel dan kita punya banyak macam konsep permainan. Maka dari itu saya tidak perlu mengganti formasi. Karena kita punya banyak pemain yang memiliki orientasi bagus dalam menyerang. Maka ketika ada seseorang yang bertanya mengenai formasi, formasi mana yang akan dipakai ketika kita bermain dengan Zdravko, atau dengan Ilham atau Airlangga ataupun Atep, yang pasti ini bukan orientasi untuk bertahan. Tapi ini adalah pola
penyerangan,” papar Mamic.
Dalam sepakbola, tak ada satupun strategi dan formasi yang memberi garansi suatu tim yang memakainya akan memenangkan pertandingan dengan mudah. Hal ini disadari betul oleh Mamic. Pria berusia  58 tahun ini mencontohkan tim nasional Indonesia yang menurunkan sampai 4 pemain depan untuk menembus gawang Iran dan gagal. Formasi dengan striker tunggal yang dipakai Persib pun bukan berarti membuat tim ini menjadi lemah dalam menyerang dan mencetak gol.
“Tidak ada satupun sistem yang bisa mengorganisir tim untuk menyerang dengan lebih bagus atau sebaliknya. Kita bisa lihat contohnya saat Indonesia melawan Iran, ketika pelatih timnas menurunkan 4 striker. Maka dari itu, sebuah sistem tidak memberi garansi apakah tim akan lebih baik dari sisi penyerangan atau pertahanan. Semuanya bisa terjadi di lapangan. Itulah mengapa pemain harus berimprovisasi di lapangan,” tutur Mamic.
Saat ini, kondisi pemain sedang berada dalam keadaan siap tempur. Mamic yakin Persib akan melewati laga pertama dengan baik, karena saat ini mempunyai kondisi fisik dan bekal taktik lebih baik dibanding saat melawan Semen Padang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar